Fruity Strawberry Heart

Pages

Tag Cloud

Diberdayakan oleh Blogger.

TerPopuLer

Tentang Ku

Foto saya
Beratwetan city, Jawa Timur
Setiap waktu yang berjalan, kadang tak menemukan perhentian. namun, setiap manusia membbutuhkan pemberhentian dalam setiap apaun, sebagai peristirahatan dalam perjalanan panjang. dan disini, aku ingin mencari tempat pemberhentian yang terindah....

Kamis, 27 Januari 2011

KETIKA CEMBURU MELESAT DALAM KALBU

Satu kata yang tak ku senangi dalam hidup ini adalah, cemburu. Sebab, hal itu membuat ku terlihat sangat tak berguna. Aku selalu merasa, aku kalah jauh darinya. Padahal, Tuhan telah menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
           
            Tapi itulah yang ku alami saat ini. Cemburu total. Apalagi ketika kalimat “ Menjadikannya yang Kedua “ terlontar. Meski hanya gurau yang tersirat, tetap saja, sakit hatiku menjadi kian tak terperi. Sakit bukan main.

            Sungguh, aku bukan orang yang mengharamkan adanya poligami. Tapi untuk saat ini, hatiku masih menolak. Dan sepertinya masih enggan untuk menanggapinya. Aku pun tak mengerti, mengapa egoku menjadi terlalu tinggi, sehingga kesesakan tiap hari harus ku telan, sebagai pil pahit. Ah, hatiku memang terlalu kotor. Terlalu picik. Terlalu hina. Terlalu banyak menyimpan dosa. Hingga rasanya tak sanggup untuk mengubahnya, menjadi sholihah. Atau mungkin karena aku yang masih remaja. Sehingga kadang tak bisa bernalar terlalu jauh. Meski aku telah di tuntut untuk itu.

            Andai aku memapu, untuk setidaknya mengeluarkan sebuah suara, mungkin aku akan memohon dengan sangatuntuk berhenti sejenak mengguyoniku dengan hal-hal yang berbau poligami. Sebab, tiap kali hal itu berseliweran, hanya kesakitan yang menghantam. Tolong jaga hatiku juga, seperti yang kau lakukan padanya. Meski aku tahu, saat ini mungkin kau hanya bercanda. Aku tahu. Tapi apakah kau juga tahu, bahwa canda itu telah membawa luka? Aku hanya manusia yang sedang mencoba untuk sedikit berubah. Sedikit demi sedikit laksana air yang masuk dalam bejana. Pelan, tapi pasti
Read more...
separador

Rabu, 26 Januari 2011

ALLAH YAA ROBBI

Ijinkan aku berlutut, saat ini.. esok… nanti…
Ijinkan aku tersungkur
Menenggelemkan diri seutuhnya
Sepenuhnya
Biarkan ego ini merangsek pergi
Kelam yang tersulam di hadapan
Membuat ku menjadi lain
Tak seharusnya, tak sepatutnya
Dan langkah yang sebetulnya milik-Mu
Ku renggut paksa menjadi milikku
Tak ada secuil pun cinta dan rindu
Meski Engkau telah memberikan segalanya
Bahkan yang aku kira itu mustahil
Allah Ya Rabbi
Barangkali otak ku telah kacau
Nurani ku telah hancur
Hingga hanya kegilaan yang Nampak sehari-harinya
Ketika panggilan-Mu berseru bersahutan
Aku hanya diam dalam ketidakpedulian
Ketika ayat-ayat-Mu saling berdendang
Aku acuh
Menghindar
Mengingkari
Ya Allah
Apa ini yang disebut hamba?

Read more...
separador

EGOKAH??

bertemu dalam ruang sendu. menyatu dalam frasa yang tak berujung, tak berasa. sebenarnya menelusupkan sesuatu yang sarat makna. yang bernama RINDU. dan segala hal yang berbau Kerinduan.
telah lama ku tahan ego agar tak menyeruak.. yang pada akhirnya dapat menimbulkan sebuah perpecahan dalam sebuah biduk kehidupan, yang mereka sebut KELUARGA. namun, aku tak ubah nya seperti kebanyakan dari mereka, ketidakmampuan itu terlalu besar, mengendurkan saraf semangat untuk mewujudkannya. hingga aku tak mampu, bahkan untuk menyamarkannya agar tak terlihat.
ego itu terlalu besar. tapi bukannya tanpa sebab. ego itu ada, karena ketimpangan yang semakin menyudutkan ku. tak membiarkan diri ini hidup wajar, dan apa adanya.
sungguh, aku tak ingin. tapi aku tak bisa membuat rasa jengkel dan muak ini enyah dari hati yang terdalam. setiap kali aku mencoba, semakin aku kehilangan rasa.
apakah diri ini memang tak bisa dipercaya??

Read more...
separador

WAKTU KU...

Aku menanti mu... Wahai waktu

Kapan kau akan membiarkan ku berlalu... Tanpa sendu

Meski terkadang sendu itu begitu indah

Bukan...

Aku bukan ingin menghakimi mu

Sebab kata yang tersirat dalam bisu

Aku hanya ingin kau tahu

Aku rindu..

Ketika kau biarkan aku berlama-lama

dalam senyum dan tawa ku..

Read more...
separador

TAK BISA

Aku bisa apa??
Sedang aku tak punya apa-apa
Menangis pun tiada guna
Mengharap apalagi...
Terlalu naif
Sudah ku putuskan...
Tak ada yang berhak 
Tak ada yang mampu
Memiliki mu
Seutuhnya
sebab, kau hanya milik-Nya
semata...
Read more...
separador

Senin, 24 Januari 2011

ANDAI KU...

ah, andai ada sekolah " Akademik Akhlak dan Syari'at ", tak akan pernah aku mau menjejakkan kakiku di sekolah formal yang hanya menyuguhkan ilmu-ilmu sesaat. takkan ku biarkan memory otakku menyimpan lebih banyak keduniaan. membuat ku digonjang-ganjingkan teori dan angan-angan. lelah, aku. lelah sungguh. tiap kali memaksakan otakku, agar setidaknya berpikir lebih maju. sementara dunia yang sesungguhnya belum berada digenggamanku.
jangan dikira aku tak berpikir. aku sudah sangat berpikir. namun, tiap kali ku pejamkan mata untuk bertempur dalam mimpi, aku selalu kehilangan pikiranku. aku kehilangan apa yang telah kurencanakan. yang telah ku persiapkan jauh sebelumnya. hingga saat pagi tiba, aku hanya bisa melongo seperti orang gila. seperti sebuah spoon yang telah mengering, setelah sebelumnya ia menyerap banyak air. kosong. melompong. SIA-SIA.
aku bisa saja berhenti untuk kemudian mati. mengehmbuskan bias-bias mimpi tanpa terkendali. tapi, akan jadi aa nanti?? sedangkan hati telah hancur tak terperi. dan otak telah jauh dari manusiawi. akankah memohon menjadi Air? atau biar saja menjadi kupu-kupu bersayap mimpi? ah, tak usah terlalu berimajinasi. sebab, ini tragedi bumi. setiap yang tak bermanfaat, selalu menjadi yang terakhir. yang terbuang. yang tertinggal.
andai. dan hanya bisa berandai. padahal, andai itu tak bisa di andaikan. ia hanyalah sebagian kecil dari dunia mimpi, bagi orang-orang yang merugi. ia hanya sepotong semangat, bagi mereka yang kehilangan kendali. sayangnya, itulah yang bisa kulakukan, saat ini. berandai dan bermimpi. bermimpi bisa kembali pulih. 
sebab, aku ingin menjadi berarti, bagi diri ku nanti....
Read more...
separador

Minggu, 23 Januari 2011

Aku Memang Bodoh




Ku akui itu. Bukan hanya bodoh, tapi juga tak berguna. Bukan hanya tak berguna, tapi juga tak mau menjadi berguna. Sekian juta kata-kata yang terngiang, hanya menjadi virus yang melemahkan. Bukan menjadi pacuan semangat melangkah ke depan. Apa yang salah? Tidak ada. Hanya aku saja. Hanya aku yang terlalu hina. Terlalu biasa.

Usaha. Telah berulang kali. Bahkan ketika raga tak lagi bisa terkendali. Namun, tak berarti. Sebab, hati dan pikiran tak bersahabat. Seharusnya, keduanya saling berpadu dalam menangkap sebuah kebaikan. Sayangnya, tidak dengan ku. Otak dan hati ku berseteru. Saling membeku. Sedang keadaan menyuruhku untuk tetap berpacu dengan waktu. Aku malu. Aku tergugu. Hanya bisa mengalir dalam sendu.

Tak terperikan sudah rasa sayatan dalam kalbu. Tertonjok perih nan pilu. Tak ada yang tahu. Mungkin pula, tak ada yang mau tahu. Aku hanyalah seonggok daging yang penuh nista. Kukatakan sejujurnya, aku adalah pendosa paling hina. Jika banyak yang bilang aku manusia, memang benar. Tapi tak seutuhnya. Paling tidak, itulah anggapan sebagian dari mereka.

Menjadi suci. siapa pula yang tak ingin memiliki. Banyak orang. Tanpa terkecuali aku. Meski hanya dengan sepotong imajinasi tanpa rah. Setidaknya, aku menginginkannya. Aku berusaha mendapatkannya. Denagn cara berjalan pada hakikat yang benar. Menjadi manusia yang berpegang teguh pada pendirian. Siapa pula yang tak ingin menjadi bidadari surgawi?? Dengan perangai lembut nan mempesona, tanpa secuil pun dosa. Di utus mengabdi kepada mereka-mereka yang tunduk patuh pada Rabb nya. Tak ada yang menolaknya.

Tapi aku manusia. Manusia akhir jaman yang kebetulan ingin menikmati jannah-Nya. Aku manusia akhir jaman dengan segudang salah dan lupa. Aku manusia. Bukan malaikat. Tak bisa memutarbalikkan fakta. Tak bisa mengubah dunia dalam sekejap saja. Tak bisa mundur. Tak bisa melesat ke depan. Hanya bisa merintih dalam diam dan do’a. Agar tercurah hidayah kapan pun, dan dalam keadaaan apapun.
Read more...
separador

Jumat, 21 Januari 2011

AKU WANITA

Wanita. Selalu ada yang unik darinya. Dari kepribadiannya. Sifat manjanya. Pemikirannya. Dan perasaannya. Wanita, punya segudang cerita. Apabila ia telah mengeluarkan satu kata, akan ada kata selanjutnya. Dan selanjutnya. Hingga menajdi kumpulan prosa.
           
            Wanita dan rasanya. Satu kesatuan. Tak ada wanita yang meninggalkan perasaannya, seburuk apapun perangainya. Sebab, perasaan itulah yang membuatnya berbeda. Sekalipun ia di anggap lemah karena “ Rasa “ yang dimilikinya.

            Wanita dengan para wanita. Memiliki sebuah keterkaitan. Sebab satu rasa. Satu pemahaman. Lebih memiliki ikatan nurani ketat. Cenderung bisa memahami, bisa mengerti, antara yang satu dengan yang lain.

            Wanita bisa tegar. Bisa karam. Bisa lembut. Bisa kasar. Tergantung bagaimana sekitarnya memoles hati dan moral.

            Aku wanita. Namun, tak seperti kebanyakan. Memandang dari sudut impian. Berimajinasi panjang dan lebar. Hanyut dalam kemelankolisan. Terdidik sebagai wanita kebingungan. Tak bisa tegar. Selalu karam. Tak mengerti sekitar. Tak paham apa yang kemudian harus di wujudkan.

            Aku wanita, yang selalu diam. Diam dalam kekalahan. Bukan atas kemenangan. Selalu menggunakan hati dan perasaan, bukan pikiran. Dan dengan tragis harus ku akui, aku wanita yang bukan idaman. Bermimpi menjadi wanita idaman pun, terlalu takut. Sebab, hanya mimpi. Seperti debu yang terhempas angin.

            Aku wanita, lemah di segala bidang. Tak punya kapasitas, tak punya kemampuan. Hanya bisa berkhayal. Mampu merancang masa depan dari sudut liar.terlihat benar, bahwa aku MEMPRIHATINKAN.
Read more...
separador

Rabu, 12 Januari 2011

BUKAN SEHARUSNYA

Bukan berarti pergi, bukan berarti tak peduli

Bukan berarti tak menghargai

Bukan berarti tak berempati

Bukan berarti..

Sebab tak ada yang benar

Tak ada yang merasa di salahkan

Merasa di benarkan

Hanya saja, kurang adil

Kurang memahami


Bukan berarti harus merasa

Tidak boleh merasa

Bahkan tidak merasa

Saat puing-puing cerca

Terjurus pada fakta

Tak ada hina

Tak boleh hina

Bahkan tak boleh merasa hina

Sebab…

Tak ada hinaan yang hina

Sekalipun itu terasa amat menghina


Harusnya, senyum lah

Senyum dalam air mata

Senyum dalam tiap jengkal nestapa

Senyum…

Senyum yang sesungguhnya
Read more...
separador

Selasa, 11 Januari 2011

HENGKANG SEJENAK, DAN BERWISATA DALAM FANA

Aku tak tahu apa yang harus aku tuliskan. Ku biarkan saja jari ku yang menari, mengikuti arah suara hati mengkomando. Akan menggoreskan kisah apa. Sementara jarum jam terus berputar, seperti mentari yang terus meninggi. Menyinari lorong-lorong kosong yang masih menyisakan mistis semalam. Menembus pucuk-pucuk pepohonan, memberikan nuansa kuning yang berpadu dengan segar kehijauan.
Hari ini sedang tak ada yang ku kerjakan. Dan aku pun memang sedang tak ingin mengerjakan apapun. Pikiran ku masih belum menempati tempat yang seharusnya, sejak tadi malam. Aku lebih banyak berkhayal, berimajinasi. Menempati ruang-ruang kosong dalam dunia mimpi yang telah lama terlupakan. Aku tak peduli, meski kebanyakan dari mereka berkata, aku pembual. Kekosongan yang menjalar membuat ku selalu ingin kembali pada mimpi.
Mungkin karena adanya rasa sesak. Mungkin juga karena aku telah cukup banyak menghabiskan kesenangan, sehingga kini waktunya aku untuk menikmati malam. Yang terkenal kelam dan membosankan. Yah, mungkin saja. Sebab tak ada kejelasan yang tersirat. Bukankah manusia tak tahu rahasia terbesar pada kehidupan?? Yang mampu untuk dilakukan hanyalah berandai-andai. Menikmati kemampuan pikiran untuk berimajinasi.
Baiklah, aku tahu bahwa tak mungkin seseorang yang waras akan terus-menerus berkubang dalam mimpi dan imajinasi. Tapi, aku sungguh-sungguh tak ingin melepaskan diri. Sebab, betapa aku menikmati saat-saat kesendirianku hanya dengan berimajinasi. Menelurkan bait demi bait mimpi dalam secuplik alur tak bertepi. Hanya ini yang bisa membuatku tenang dalam sendiri selama lebih dari 10 tahun. Sejak tak ada lagi kesempurnaan keluarga yang ku miliki. Sejak aku dibiarkan sendiri dalam ketidaktahuan. Aku benar-benar sulit menerima, ketika masa kecilku terenggut paksa oleh sebuah ambisi. Ambisi menunggangi harta. Hingga aku pun terjungkal jauh, masuk dalam dimensi dunia yang tak sembarang orang akan menemukannya. Yah, disinilah aku. Terdepak dari kenyataan. Ketika usia seharusnya menyruhku untuk menikmati kebahagiaan.
Jadi, tak usah ambil pusing dengan apa yang saat ini ku geluti. Aku menikmatinya. Sangat. Dan aku tak peduli, seberapa besar kau akan membenciku. Sebab aku tak lagi realistis. Aku hanya butuh waktu, untuk setidaknya meninggalkan rasa sesakku jauh-jauh. Aku butuh waktu untuk mempersiapkan diri, bahwa ada yang sedang ku hadapi nanti. Sesuatu yang sebenarnya tak mudah, tapi menjadi mudah karena sebuah ambisi. Dan ku mohon, jangan paksa aku untuk berhenti dan pergi dari sini. Mengertilah, aku sedang tak ingin merayakan pesta kenyataan. Aku ingin di sini sekarang, dalam mimpi dan bualan.
Read more...
separador

DENTING-DENTING PRAHARA

Bukan hanya tentang luka
Jika yang dibicarakan adalah hati
Tapi juga tentang rasa
Tentang prasangka
Sebagaimana bila berkaca diri
Bukan hanya wajah yang dipandang
Ada tangan
Ada kaki
Bukan hanya tentang kesiapan diri
Jika yang dibicarakan adalah masa depan
Tapi juga tentang ilmu apa
Yang harus dikuasai
Agar masa depan
Sesuai dengan harapan
Read more...
separador

Postingan pertama nih....

Cihuy…

Akhirnya,, setelah melalui proses panjang yang penuh dinamika, blog ini pun siap hadir di tengah-tengah pengguna maya. Meski dengan tertatih-tatih ( hehe.. lebay), sebab, menciptakannya hanya dengan modal bertanya tanpa tatap muka, pada guru, adik kelas, dan bang google yang terkenal jenius itu.. hehehe
Alhamdulillah…
Fasilitas yang saat ini tengah terhampar di hadapan mata, ternyata amat bermanfaat, khususnya bagi kelanjutan otak ku yang selalu saja berimajinasi dengan bebas. Sudah ada ribuan kata mungkin yang terbuang begitu saja, sebab tidak adanya fasilitas yang memadai. Kini, aku ingin memulai lagi semua yang pernah melekat erat dalam aliran darah, laksana virus influenza yang kini setia menemani jam per jam yang ku lewati.. ( Menyiksa bangetttt… hiks.. hiks.. ).
Sudah sejak lama sebenarnya, keinginan untuk membuat blog sendiri itu muncul. Di tambah lagi liat kreativitas adik kelas dalam mendesaign blog mereka. Unik dan cantik. Kreatif punya. Mau tidak mau, kakak-kakaknya yang pada gaptek ini Cuma bisa ngiler… dan sejurus kemudian berkata dengan tampang melas, “ PENGENNNN”. Hehehe.. Melas mode : on.
Hmmm… Bingung juga mau nulis apa. Mungkin karena masih pertama kali nulis untuk di publikasikan. Meski pun dulu sering juga tulisan ku masuk dalam deretan halaman sebuah majalah di sekolah dan Koran. Tapi untuk saat ini, aku masih canggung. .
Semoga setelah ini aku bisa menyajikan tulisan-tulisan yang bisa bermanfaat bagi pengguna dunia maya… Untuk saat ini, maaf lahir batin ya.. belum bisa banyak mengeluarkan kata-kata..
Read more...
separador

Categories

Followers